Hari Pendidikan Internasional
Hari Pendidikan Internasional
Hari Pendidikan Internasional ditetapkan PBB untuk membangun kesadaran tentang pentingnya peran pendidikan dalam membangun perdamaian dan pembangunan global. Peringatan ini dirayakan setiap tanggal 24 Januari setiap tahunnya.
Sejak ditegaskannya Konvensi Hak Anak pada tahun 1989, hak atas pendidikan dianggap sebagai hak asasi manusia yang harus dijamin oleh setiap negara. Pendidikan dasar yang gratis dan wajib menjadi amanat dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Sayangnya, berdasarkan catatan PBB masih ada sekitar 244 juta anak dan remaja yang tidak bersekolah. Sebanyak 617 juta orang tidak bisa membaca dan menulis matematika dasar. Serta sekitar 4 juta anak dan pengungsi tidak mendapatkan akses pendidikan.
Di Indonesia, jumlah siswa putus sekolah mengalami kenaikan pada tahun ajaran 2022/2023. Menurut data Kemdikbudristek, total Angka Putus Sekolah (APS) mencapai 76.834 orang.
Penyebab tingginya APS antara lain terkait faktor ekonomi dan pekerja anak. Data BPS menyebutkan 76% keluarga terkendala faktor ekonomi untuk melanjutkan sekolah. Sebanyak 67% tidak mampu membayar biaya sekolah dan 8,7% harus bekerja.
Padahal, pendidikan bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan membantu membentuk keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Oleh karenanya, penanganan serius terhadap ketidaksetaraan pendidikan perlu dilakukan. Momentum Hari Pendidikan Internasional mengingatkan kita untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki hak dan akses untuk menerima pendidikan yang layak, tanpa terkecuali.
Sebenarnya apa itu pendidikan dan apa bedanya dengan pengajaran? Kita juga perlu memahami peran guru dalam pendidikan. Berikut penjelasannya!
Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
Beda pendidikan dan pengajaran merupakan pokok bahasan penting untuk memahami dinamika sistem pendidikan. Pengajaran adalah kegiatan langsung guru atau fasilitator dalam mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada siswa yang menekankan aspek metode dan strategi penyampaian materi pembelajaran.
Sementara itu, pendidikan merujuk pada seluruh proses dan pengalaman yang membentuk perkembangan siswa secara menyeluruh. Proses ini mencakup aspek akademis, moral, sosial, dan keterampilan kehidupan.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya. Tujuannya mencakup kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk individu, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pengertian pendidikan menurut para ahli di antaranya:
1. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti, meningkatkan kecerdasan otak, dan menjaga kesehatan badan. Menurutnya, tujuan pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu membentuk budi pekerti yang halus, meningkatkan kecerdasan otak, dan mendapatkan kesehatan badan.
2. Herman H Horne
Herman H Horne melihat pendidikan sebagai proses penyesuaian manusia yang berkembang secara fisik dan mental agar dapat meningkat lebih tinggi. Menurutnya, manusia tersebut juga memiliki kebebasan dan kesadaran yang termanifestasi dalam alam sekitar, intelektual, emosional, dan rasa kemanusiaan.
3. H Fuad Ihsan
Fuad Ihsan, melalui bukunya “Dasar-Dasar Kependidikan,” mendefinisikan pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan.
4. John Dewey
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Dewey menekankan pentingnya pendidikan dalam mengarahkan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dan sesama manusia.
5. Redja Mudyahardjo
Redja Mudyahardjo membagi pengertian pendidikan menjadi tiga, yaitu secara sempit, luas, dan alternatif. Secara sempit, pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup (long life education). Secara luas, merujuk pada sepanjang hidup. Secara alternatif, pengaruh yang diupayakan terhadap anak dan remaja untuk memastikan mereka memiliki kemampuan sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan sosial.
6. Oemar Hamalik
Oemar Hamalik melihat pendidikan sebagai suatu proses dalam rangka memengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan. Dengan demikian, perubahan dalam diri siswa dapat terjadi, memungkinkan mereka berfungsi secara dalam di kehidupan bermasyarakat.
Setiap pengertian pendidikan menurut para ahli memiliki pandangan unik yang mencerminkan kompleksitas dalam membentuk siswa secara berkelanjutan. Pendidikan mencakup konteks yang lebih luas, sementara pengajaran adalah komponen spesifik dalam proses pendidikan secara keseluruhan.
Peran Guru dalam Pendidikan
Peran guru dalam pendidikan merupakan pilar utama dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan siswa menuju kesuksesan dan keberhasilan. Seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Internasional, kita tidak bisa mengabaikan kontribusi besar yang dimiliki oleh para pendidik dalam mencetak generasi penerus.
Beberapa peran guru dalam pendidikan antara lain:
1. Sebagai Informator
Guru sebagai Informator tetap menjadi sumber utama pengetahuan di kelas. Dalam setiap sesi pengajaran, guru memiliki tanggung jawab untuk menyediakan informasi yang berkualitas tinggi dan relevan. Lebih dari sekadar menyampaikan fakta, guru harus mampu membawa materi menjadi hidup, memberikan ilustrasi yang menarik, dan merangsang rasa ingin tahu siswa.
2. Sebagai Organisator
Peran guru sebagai Organisator tetap krusial dalam menentukan kelancaran kegiatan belajar mengajar. Selain mengatur jadwal pelajaran dan menyusun silabus, guru juga diharapkan untuk menjadi pengelola kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri siswa.
Kemampuan guru dalam mengorganisir tidak hanya mencakup ranah akademis, tetapi juga mengelola aspek-aspek non-akademis yang mendukung perkembangan holistik siswa. Misalnya guru dapat mengelola dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler seperti klub sastra, olahraga, atau seni di sekolah.
3. Sebagai Direktor/Pengarah
Guru sebagai Direktor/Pengarah memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan arahan dan teladan kepada siswa. Guru harus dapat membimbing siswa menuju pencapaian tujuan yang dicita-citakan.
Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak siswa berpartisipasi dalam kegiatan membersihkan lingkungan sekolah. Ini merupakan bentuk nyata bagaimana guru berperan sebagai pengarah dalam pembentukan karakter siswa.
4. Sebagai Motivator
Peran guru dalam pendidikan juga sebagai motivator. Peran ini melibatkan kemampuan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, menyampaikan materi dengan cara yang menarik, dan memberikan pengakuan positif kepada siswa.
5. Sebagai Inisiator
Guru sebagai Inisiator memiliki peran penting dalam menciptakan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif. Keinginan untuk terus mencari pendekatan baru dalam proses belajar mengajar membantu guru menciptakan suasana yang menarik bagi siswa.
6. Sebagai Mediator
Guru juga memainkan peran penting dalam pembelajaran siswa. Guru harus dapat memberikan panduan ketika siswa menghadapi kesulitan dalam diskusi kelas. Hal ini bukan hanya untuk mencapai kesimpulan, tetapi juga untuk meningkatkan inisiatif siswa dalam menyelesaikan tugas dengan pemahaman yang lebih baik.
Peran guru dalam pendidikan sangat jelas. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga teladan yang membimbing siswa menuju keberhasilan. Hari Pendidikan Internasional adalah panggilan untuk bersama-sama mengejar visi pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berdaya guna.