Polusi Jakarta yang Memprihatinkan

26 September 2023|Artikel|Bagikan :

Polusi Jakarta yang Memprihatinkan

 

Polusi Jakarta kian memprihatinkan. Bahkan pada tanggal 7 September yang diperingati sebagai Hari Udara Bersih Internasional, indeks kualitas udara di Jakarta masih menunjukkan angka 124 AQI US. Artinya, udara Jakarta masuk kategori tidak sehat.

Dalam beberapa bulan terakhir, polusi udara Jakarta menjadi permasalahan yang disoroti banyak pihak. Indeks kualitas udara sempat menyentuh angka 185 AQI US dengan rata-rata konsentrasi polutan utama PM 2,5. Angka tersebut tujuh kali lipat lebih tinggi dari pedoman yang ditetapkan WHO. Kondisi ini menobatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan polusi tertinggi di dunia.

Melalui Surat Edaran (SE) Nomor 34 Tahun 2023, pemerintah DKI Jakarta menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Upaya ini merupakan salah satu solusi yang dinilai cepat dan tepat untuk mengatasi polusi Jakarta. 

Di sisi lain, adanya pembangkit listrik tenaga batubara atau PLTU batubara di sekitar Jakarta justru disebut sangat berperan dan merupakan kontributor utama polusi Jakarta. Benarkah demikian? 

Penyebab Utama Polusi Udara 

Kini, Jakarta tidak hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan dan perputaran ekonomi, tetapi juga sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. Guna mencari solusi yang tepat, kita perlu memahami faktor-faktor yang berkontribusi besar dalam memperparah polusi Jakarta.

Berikut beberapa penyebab utama polusi udara di Jakarta dan kota-kota besar lainnya:

1. Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor tetap merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi udara. Jumlah kendaraan yang tinggi, terutama mobil dan sepeda motor, menyebabkan emisi gas buang yang signifikan dan mengancam kualitas udara. 

Mesin kendaraan yang membakar bahan bakar fosil (bensin atau diesel), pada akhirnya menghasilkan gas beracun seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan hidrokarbon. Partikulat halus (PM) juga dilepaskan selama pembakaran. Semua zat ini berkontribusi pada pencemaran udara.

2. Pertumbuhan Populasi

Jakarta adalah salah satu kota dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Dengan peningkatan jumlah penduduk, terjadi lonjakan mobilitas dan konsumsi energi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan emisi polutan udara. 

Bertambahnya volume kendaraan bermotor, peningkatan kebutuhan energi listrik, dan pola konsumsi yang berkembang adalah beberapa dampak dari pertumbuhan populasi yang dapat berdampak negatif pada kualitas udara. Selain itu, pola pemukiman perkotaan juga dapat meningkatkan polusi udara jika tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai.

3. Industri

Jakarta memiliki sejumlah besar pabrik dan industri. Beberapa di antaranya tidak memiliki sistem pengelolaan polusi yang memadai. Aktivitas industri seperti produksi dan manufaktur dapat menghasilkan emisi polutan udara dalam bentuk gas, uap, dan partikulat yang berbahaya bagi kualitas udara.

Selama proses produksi, banyak industri yang menghasilkan emisi gas buang yang mengandung berbagai polutan berbahaya, seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), dan partikulat halus. Selain itu, beberapa industri menghasilkan zat-zat kimia beracun seperti asap kimia dan senyawa organik volatil, yang juga dapat mencemari udara. 

Keberadaan industri yang besar dan kompleks memungkinkan akumulasi emisi berbahaya. Hal ini dapat mengganggu kualitas udara di wilayah sekitarnya jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pengendalian dan pengelolaan emisi industri adalah langkah penting untuk menanggulangi polusi Jakarta.

4. PLTU Batubara

Tidak dapat disangkal, PLTU Batubara di sekitar Jakarta juga termasuk salah satu kontributor utama dalam polusi udara di wilayah tersebut. Pembangkit listrik tenaga batubara menggunakan batubara sebagai sumber energi utama. Selama proses pembakaran batubara, berbagai polutan seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), partikulat halus (PM), dan karbon dioksida (CO2) dilepaskan ke atmosfer.

Di beberapa wilayah di sekitar Jakarta, PLTU Batubara memiliki dampak yang signifikan pada kualitas udara. Emisi polutan ini dapat berkontribusi pada pencemaran udara yang merugikan kesehatan manusia dan lingkungan. 

Lembaga penelitian polusi udara, Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), mengungkapkan bahwa polutan jarak jauh yang terbawa angin dari PLTU Batubara di Banten dan Jawa Barat merupakan penyebab utama polusi udara di Jakarta. Bahkan, pembangkit listrik tenaga batubara disebut sebagai penyebab utama 2000 kasus kematian akibat polusi udara di Jakarta.

5. Cuaca 

Cuaca sendiri bukanlah penyebab langsung dari polusi Jakarta, namun tetap memiliki pengaruh terhadap polusi udara. Cuaca dapat memengaruhi polusi udara dengan mengubah kondisi atmosfer, seperti stabilitas atmosfer dan ventilasi udara. 

Selama kondisi cuaca yang stabil, udara cenderung terjebak di lapisan yang lebih rendah di atmosfer. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan polutan udara dan peningkatan konsentrasi polusi di suatu wilayah. Di sisi lain, kondisi cuaca yang buruk, seperti hujan atau angin kencang, dapat meningkatkan ventilasi atmosfer dan membantu mengencerkan serta menghilangkan polusi udara. 

Selain itu, fenomena seperti inversi suhu juga dapat terjadi dalam cuaca tertentu, yang menghambat polutan udara untuk naik ke lapisan atas atmosfer dan menyebabkan peningkatan polusi di permukaan bumi. Oleh karena itu, pemahaman tentang pengaruh cuaca dalam penyebaran dan peningkatan polusi udara cukup penting dalam upaya pengendalian polusi udara.

Cara Mengatasi Polusi Udara

Polusi Jakarta berasal dari berbagai sumber dan perlu ditangani lintas provinsi. Perlu diambil tindakan konkret seperti peningkatan regulasi emisi kendaraan, investasi dalam transportasi publik yang lebih baik, promosi kendaraan ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah yang lebih baik. 

Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas udara juga perlu ditingkatkan. Beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengatasi polusi udara antara lain:

1. Work From Home (WFH) dan Hybrid Working

Bekerja dari rumah adalah salah satu cara yang dinilai efektif untuk mengurangi polusi udara, terutama di perkotaan. Dengan Work From Home atau WFH, kita mengurangi pelepasan emisi gas buang saat perjalanan ke kantor yang menggunakan kendaraan bermotor. 

Jika WFH belum memungkinkan, Pemerintah RI mendorong penerapan hybrid working. Hybrid working adalah konsep dalam dunia kerja di mana karyawan diberi keleluasaan untuk bekerja, baik dari kantor maupun dari lokasi jarak jauh seperti rumah. Model ini memungkinkan karyawan untuk mengatur jadwal kerja dengan lebih fleksibel dan menghadiri kantor pada hari-hari tertentu.

Penerapan work from home dan hybrid working dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, memangkas waktu tempuh, dan membantu menjaga kualitas udara di perkotaan. Konsep tersebut juga memiliki manfaat tambahan seperti penghematan waktu dan energi.

2. Penggunaan Transportasi Publik atau Berbagi Kendaraan

Jika WFH tidak memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan transportasi publik. Transportasi umum seperti kereta dan bus dapat membantu mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan-jalan, yang berarti lebih sedikit emisi gas buang. Kita juga dapat berbagi tumpangan kendaraan dengan rekan kerja atau menggunakan layanan berbagi mobil untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan.

3. Penggunaan Kendaraan Ramah Lingkungan

Jika tetap memerlukan kendaraan pribadi, pertimbangkan untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Mobil listrik dan kendaraan hybrid memiliki emisi yang lebih rendah atau bahkan nol emisi saat beroperasi. Pertimbangkan untuk bersepeda atau berjalan kaki jika memungkinkan untuk perjalanan dekat. Ini akan membantu mengurangi dampak polusi udara.

4. Kurangi Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil yang tidak terbarukan merupakan pemicu utama emisi karbon. Kita dapat mengurangi penggunaannya dengan menghemat energi di rumah dan tempat kerja. Contohnya dengan mematikan peralatan yang tidak digunakan dan menggunakan lampu hemat energi. 

5. Mendukung Kebijakan Lingkungan

Salah satu cara mengatasi polusi udara yakni dengan mendukung kebijakan dan inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara. Ini termasuk mendukung regulasi yang ketat terhadap emisi kendaraan bermotor, promosi transportasi berkelanjutan, penggunaan energi terbarukan, dan upaya perlindungan lingkungan lainnya. 

Dengan mendukung perubahan kebijakan ini, kita dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang. Pada gilirannya, polusi Jakarta dapat ditanggulangi.

Hari Udara Bersih Internasional merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya udara bersih bagi kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan. Kita perlu berperan serta untuk mengatasi polusi udara, misalnya dengan work from home, menggunakan kendaraan ramah lingkungan, dan hemat energi.

Bersama-sama kita mendukung langkah-langkah menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang. Tidak terbatas pada polusi Jakarta, kita dapat bergabung dalam upaya global untuk melindungi kesehatan manusia dan ekosistem melalui pengurangan polusi udara dan perubahan perilaku yang lebih berkelanjutan.